Dewasa ini banyak sekali dijumpai para penderita penyakit
yang disebabkan oleh factor keturunan, salah satu contohnya adalah diabetes
melitus atau secara awam disebut dengan kencing manis. Diabetes melitus
merupakan suatu penyakit dimana penyebab timbulnya adalah ketidakmampuan
pancreas dalam memproduksi insulin sehingga terjadi penimbunan gula didalam
darah.
Penyakit ini dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Namun pada dasarnya, jika seseorang lahir dari keluarga yang mengidap
diabetes, tidak serta merta seseorang tersebut langsung tervonis penyakit ini.
Faktor gaya hidup juga berperan didalamnya, seperti kurangnya pengaturan kadar
gula dalam pola makan dan kurangnya berolahraga untuk mengurangi kadar gula
tersebut merupakan pemicu terberatnya.
Penyakit diabetes melitus memiliki dua tipe, yaitu tipe diabetes mellitus tipe
I (insulin dependent diabetes mellitus, IDDM)
dan diabetes tipe II (non-insulin dependent diabetes mellitus, NIDDM). Namun yang paling banyak
diderita oleh kebanyakkan orang adalah diabetes tipe I atau IDDM. Dalam
mekanisme timbulnya diabetes tipe I ini, sel β pada pancreas calon penderita
diserang oleh sel – sel imun calon penderita itu sendiri dikarenakan si calon
penderita memiliki kelainan autoimun sehingga terjadi defisiensi insulin. Untuk
memperbaiki keberadaan sel β telah rusak ini, ada beberapa terapi yang dapat
diberikan kepada penderitanya. Seperti pemberian injeksi insulin secara rutin,
namun terapi ini belum bisa memberikan kesembuhan secara keselurahan dan hanya
bersifat sementara. Pilihan lain dari terapi injeksi insulin adalah terapi
transplantasi organ, adapun kendala dari terapi ini adalah terbatasnya organ
donor yang tersedia dan reaksi rejeksi yang kemungkinan terjadi pada penderita
pasca dilakukannya proses tranplantasi menjadi salah satu resiko yang tak
terhindarkan.
Kini penelitian mengenai terapi perbaikan sel β pancreas penghasil
insulin pun mengalami perkembangan. Yaitu mulai diterapkannya system terapi
yang menggunakan stem cell berupa tranplantasi sel stem cell. Stem cell adalah
sel – sel baru yang berkembang di dalam tubuh dan dapat memperbaiki jaringan
ataupun sel yang rusak. Terapi stem cell pertama kali ditemukan di Jepang yang
diujikan pada tikus putih. Di Indonesia, terapi stem cell ini sudah mulai
diterapkan di beberapa daerah. Meskipun belum secara signifikan, namun terapi
ini sudah mulai terlihat menjanjikan di masa depan. Terapi stem cell sendiri
akan diganyang menjadi salah satu solusi berbagai masalah kesehatan di
Indonesia.
Terapi transplantasi sel dengan menggunakan stem cell ini
membawa angin segar kepada penderita penyakit diabetes mellitus karena tingkat
kesembuhan permanen yang diberikan kepada penderita IDDM. Keunggulan
proliferasi serta pluripotensi stem cell yang tinggi dapat mempercepat proses
perbaikan sel β pancreas yang tidak dapat ditandingi oleh jenis sel lain. Jenis
stem cell yang digunakan dalam terapi ini adalah stem cell dewasa yang telah
terbukti memiliki potensi dalam upaya regenerasi sel β pancreas yang menghasilkan
insulin. Stem cell dewasa tersebut antara lain stem cell yang terdapat dalam
populasi sel ductus pancreaticus, stem cell yang terdapat dalam populasi sel
yang mengekspresikan protein nestin, sel oval dalam organ hati (hepatic organ
cell), dan jenis stem cell dewasa lainnya.
Dalam prosedurnya, stem cell yang hendak digunakan dalam proses
regenerasi dikultur dahulu hingga mencapai jumlah yang cukup. Selanjutnya stem
cell tersebut dideferensiasikan menjadi sel β pancreas dengan dua tahap. Tahap
I berarti tahap perubahan stem cell menjadi sel penyusun pulau Langerhans,
tahap ini dinamakan dengan islet neogenesis yang membutuhkan waktu ±40 hari.
Tahap II berarti perubahan sel islet menjadi sel β pancreas, dinamakan dengan
β-cell neogenesis, dan membutuhkan waktu ±4 hari.
Terapi tranplantasi stem cell ini masih dan akan terus mengalami riset dalam
pemanfaatannya agar tercapainya efesiensi dan konsistensi hasil terapi.
Referensi :
Halim, Danny, dkk. 2010. Stem Cell : Dasar Teori dan
Aplikasi Klinis. Jakarta : Penerbit Erlangga
0 komentar