Osteoathritis adalah penyakit bersifat
kronik, berjalan progresif lambat, noninflamasi atau hanya menyebabkan
inflamasi ringan, serta ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan
sendi serta pembentukan tulang baru pada permukaan sendi.
Osteoartritis
biasanya mengenai sendi penopang berat badan (weight bearing) terutama
sendi lutut. Osteoartritis pada sendi lutut ini dapat menyebabkan nyeri yang
dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup.
Patofisiologi
Osteoarthritis Lutut
Rawan
sendi dibentuk oleh sel tulang rawan sendi (kondrosit) dan matriks rawan sendi.
Kondrosit berfungsi mensintesis dan memelihara matriks tulang rawan sehingga
fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matriks rawan sendi
terutama terdiri dari air, proteoglikan dan kolagen. Perkembangan perjalanan
penyakit osteoarthritis dibagi menjadi 3 fase, yaitu sebagai berikut :
1.
Fase
1
Terjadinya penguraian proteolitik pada matriks kartilago.
Metabolisme kondrosit menjadi terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti
metalloproteinases yang kemudian hancur dalam matriks kartilago. Kondrosit juga
memproduksi penghambat protease yang mempengaruhi proteolitik. Kondisi ini
memberikan manifestasi pada penipisan kartilago.
2.
Fase
2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan
kartilago, disertai adanya pelepasan proteoglikan dan fragmen kolagen ke dalam
cairan sinovia.
3.
Fase
3
Proses
penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada
sinovia. Produksi magrofag sinovia seperti interleukin 1 (IL-1), tumor
necrosis factor-alpha (TNF-α), dan metalloproteinase menjadi meningkat.
Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada kartilago dan secara langsung
memberikan dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul
pro-inflamasi lainnya seperti nitric oxide (NO) juga ikut terlibat.
Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi dan memberikan
dampak terhadap pertumbuhan tulang akibat stabilitas sendi. Perubahan
arsitektur sendi dan stress inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan
artikular menjadi kondisi gangguan yang progresif (Helmi, 2012).
Tanda-tanda
dan gejala klinis
Gejala pada penyakit osteoarthritis bervariasi,
tergantung pada sendi yang terkena dan seberapa parah sendinya berpengaruh.
Namun, gejala yang paling umum adalah kekakuan, terutamanya terjadi pada pagi
hari atau setelah istirahat, dan nyeri. Sendi yang sering terkena
adalah
punggung bawah, pinggul, lutut, dan kaki. Ketika terkena di daerah sendi
tersebut akan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan seperti berjalan,
menaiki tangga, dan mengangkat suatu beban. Bagian lain yang sering terkena
juga adalah leher dan jari, termasuk
pangkal
ibu jari. Ketika bagian jari dan sendi tangan terkena, osteoarthritis dapat
membuatkan keadaan bertambah sulit terutamanya untuk memegang suatu objek dan
untuk melakukan pekerjaan (Anonim, 2006).
Menurut Australian Physiotherapy Association (APA)
(2003) dalam Nur (2009) penyakit osteoarthritis mempunyai gejala-gejala yang biasanya
menyulitkan bagi kehidupan penderitanya. Adapun gejala tersebut antara lain:
1. Nyeri sendi (recurring pain or
tenderness in joint)
Keluhan
nyeri merupakan keluhan utama yang sering-kali membawa penderita ke dokter,
walaupun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Biasanya
nyeri sendi bertambah dikarenakan gerakan dan sedikit berkurang bila istirahat.
Pada gerakan tertentu (misal lutut digerakkan ke tengah) menimbulkan rasa
nyeri. Nyeri pada osteoarthritis dapat menjalar kebagian lain, misal
osteoarthritis pinggang menimbulkan nyeri betis yang disebut sebagai “claudicatio
intermitten”. Korelasi antara nyeri dan tingkat perubahan struktur pada
osteoarthritis sering ditemukan pada panggul, lutut dan jarang pada tangan dan
sendi apofise spinalis.
2.
Kekakuan
(stiffness)
Pada
beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama di kursi, di
mobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita mengeluh kaku setelah
berdiam pada posisi tertentu. Kaku biasanya kurang dari 30 menit.
3.
Hambatan
gerakan sendi (inability to move a joint)
Kelainan
ini biasanya ditemukan pada osteoarthritis sedang sampai berat. Hambatan gerak
ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi membengkok, perubahan bentuk.
Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun
dari tempat berbaring, menulis atau berjalan. Semua gangguan aktivitas
tergantung pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.
4. Bunyi gemeretak (krepitasi)
Sendinya terdengar berbunyi saat bergerak. Suaranya lebih
kasar dibandingkan dengan artritis reumatoid dimana gemeretaknya lebih halus.
Gemeretak yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang signifikan.
5. Pembengkakan
sendi (swelling in a joint)
Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh radang
sendi dan bertambahnya cairan sendi atau keduanya.
6.
Perubahan
cara berjalan atau hambatan gerak
Hambatan
gerak atau perubahan cara berjalan akan berkembang sesuai dengan beratnya
penyakit. Perubahan yang terjadi dapat konsentris atau seluruh arah gerakan
maupun eksentris atau salah satu gerakan saja (Sudoyono, 2009).
7. Kemerahan pada daerah sendi (obvious
redness or heat in a joint)
Kemerahan pada sendi merupakan salah
satu tanda peradangan sendi. Hal ini mungkin dijumpai pada osteoarthritis
karena adanya sinovitis, dan biasanya tanda kemerahan ini tidak menonjol dan
timbul belakangan (Sudoyono, 2009)
Referensi
Khairani,
Yulidar. 2012. Hubungan Umur, Jenis Kelamin,
Imt, Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Osteoathritis Lutut. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi.
Digilib.unila.ac.id diakses pada
tanggal 14 Juli 2016
Eprints.undip.ac.id diakses pada
tanggal 14 Juli 2016
0 komentar