Minggu, 17 Juli 2016

Osteoathritis


Osteoathritis adalah penyakit bersifat kronik, berjalan progresif lambat, noninflamasi atau hanya menyebabkan inflamasi ringan, serta ditandai dengan adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi serta pembentukan tulang baru pada permukaan sendi.
Osteoartritis biasanya mengenai sendi penopang berat badan (weight bearing) terutama sendi lutut. Osteoartritis pada sendi lutut ini dapat menyebabkan nyeri yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup.

Patofisiologi Osteoarthritis Lutut
Rawan sendi dibentuk oleh sel tulang rawan sendi (kondrosit) dan matriks rawan sendi. Kondrosit berfungsi mensintesis dan memelihara matriks tulang rawan sehingga fungsi bantalan rawan sendi tetap terjaga dengan baik. Matriks rawan sendi terutama terdiri dari air, proteoglikan dan kolagen. Perkembangan perjalanan penyakit osteoarthritis dibagi menjadi 3 fase, yaitu sebagai berikut :
1.      Fase 1
Terjadinya penguraian proteolitik pada matriks kartilago. Metabolisme kondrosit menjadi terpengaruh dan meningkatkan produksi enzim seperti metalloproteinases yang kemudian hancur dalam matriks kartilago. Kondrosit juga memproduksi penghambat protease yang mempengaruhi proteolitik. Kondisi ini memberikan manifestasi pada penipisan kartilago.
2.      Fase 2
Pada fase ini terjadi fibrilasi dan erosi dari permukaan kartilago, disertai adanya pelepasan proteoglikan dan fragmen kolagen ke dalam cairan sinovia.
3.      Fase 3
Proses penguraian dari produk kartilago yang menginduksi respons inflamasi pada sinovia. Produksi magrofag sinovia seperti interleukin 1 (IL-1), tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), dan metalloproteinase menjadi meningkat. Kondisi ini memberikan manifestasi balik pada kartilago dan secara langsung memberikan dampak adanya destruksi pada kartilago. Molekul-molekul pro-inflamasi lainnya seperti nitric oxide (NO) juga ikut terlibat. Kondisi ini memberikan manifestasi perubahan arsitektur sendi dan memberikan dampak terhadap pertumbuhan tulang akibat stabilitas sendi. Perubahan arsitektur sendi dan stress inflamasi memberikan pengaruh pada permukaan artikular menjadi kondisi gangguan yang progresif (Helmi, 2012).
Tanda-tanda dan gejala klinis
Gejala pada penyakit osteoarthritis bervariasi, tergantung pada sendi yang terkena dan seberapa parah sendinya berpengaruh. Namun, gejala yang paling umum adalah kekakuan, terutamanya terjadi pada pagi hari atau setelah istirahat, dan nyeri. Sendi yang sering terkena
adalah punggung bawah, pinggul, lutut, dan kaki. Ketika terkena di daerah sendi tersebut akan mengalami kesulitan untuk melakukan kegiatan seperti berjalan, menaiki tangga, dan mengangkat suatu beban. Bagian lain yang sering terkena juga adalah leher dan jari, termasuk
pangkal ibu jari. Ketika bagian jari dan sendi tangan terkena, osteoarthritis dapat membuatkan keadaan bertambah sulit terutamanya untuk memegang suatu objek dan untuk melakukan pekerjaan (Anonim, 2006).
Menurut Australian Physiotherapy Association (APA) (2003) dalam Nur (2009) penyakit osteoarthritis mempunyai gejala-gejala yang biasanya menyulitkan bagi kehidupan penderitanya. Adapun gejala tersebut antara lain:
1.      Nyeri sendi (recurring pain or tenderness in joint)
Keluhan nyeri merupakan keluhan utama yang sering-kali membawa penderita ke dokter, walaupun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya. Biasanya nyeri sendi bertambah dikarenakan gerakan dan sedikit berkurang bila istirahat. Pada gerakan tertentu (misal lutut digerakkan ke tengah) menimbulkan rasa nyeri. Nyeri pada osteoarthritis dapat menjalar kebagian lain, misal osteoarthritis pinggang menimbulkan nyeri betis yang disebut sebagai “claudicatio intermitten”. Korelasi antara nyeri dan tingkat perubahan struktur pada osteoarthritis sering ditemukan pada panggul, lutut dan jarang pada tangan dan sendi apofise spinalis.
2.      Kekakuan (stiffness)
Pada beberapa penderita, kaku sendi dapat timbul setelah duduk lama di kursi, di mobil, bahkan setelah bangun tidur. Kebanyakan penderita mengeluh kaku setelah berdiam pada posisi tertentu. Kaku biasanya kurang dari 30 menit.
3.      Hambatan gerakan sendi (inability to move a joint)
Kelainan ini biasanya ditemukan pada osteoarthritis sedang sampai berat. Hambatan gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi membengkok, perubahan bentuk. Hambatan gerak sendi biasanya dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat berbaring, menulis atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung pada lokasi dan beratnya kelainan sendi yang terkena.

4.      Bunyi gemeretak (krepitasi)
         Sendinya terdengar berbunyi saat bergerak. Suaranya lebih kasar dibandingkan dengan artritis reumatoid dimana gemeretaknya lebih halus. Gemeretak yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang signifikan.
5.       Pembengkakan sendi (swelling in a joint)
         Sendi membengkak / membesar bisa disebabkan oleh radang sendi dan bertambahnya cairan sendi atau keduanya.
6.      Perubahan cara berjalan atau hambatan gerak
         Hambatan gerak atau perubahan cara berjalan akan berkembang sesuai dengan beratnya penyakit. Perubahan yang terjadi dapat konsentris atau seluruh arah gerakan maupun eksentris atau salah satu gerakan saja (Sudoyono, 2009).
7.      Kemerahan pada daerah sendi (obvious redness or heat in a joint)
                         Kemerahan pada sendi merupakan salah satu tanda peradangan sendi. Hal ini mungkin dijumpai pada osteoarthritis karena adanya sinovitis, dan biasanya tanda kemerahan ini tidak menonjol dan timbul belakangan (Sudoyono, 2009)




Referensi
Khairani, Yulidar. 2012. Hubungan Umur, Jenis Kelamin, Imt, Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Osteoathritis Lutut.  Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.   

Digilib.unila.ac.id diakses pada tanggal 14 Juli 2016

Eprints.undip.ac.id diakses pada tanggal 14 Juli 2016
Load disqus comments

0 komentar