Hemofilia A disebut juga hemofilia klasik merupakan suatu gangguan
pembekuan darah yang diturunkan secara sex linked resesif. Namun
demikian sekitar 30% tidak mempunyai riwayat keluarga, kemungkinan hal ini
disebabkan karena mutasi gen spontan .
Jenis hemofilia ditemukan sama dalam
satu keluarga. Derajat hemofilia dalam anggota keluarga juga diturunkan sama. Hemofilia
A (Hemofilia klasik) merupakan ganguan perdarahan yang paling banyak ditemukan
dan diperkirakan insidennya 1 diantara 5000 laki-laki. Di Asia Tenggara, angka
kejadian berdasarkan ratio 1 : 10.000 penderita. Kejadian di Indonesia secara
tepat belum diketahui namun diperkirakan dengan populasi 200 juta lebih
terdapat sekitar 10.000 penderita.
PATOFISIOLOGI
Dasar abnormalitas pada hemofilia A adalah defisiensi/abnormalitas
protein plasma yaitu faktor anti hemofili (AHF = anti hemophilic factor/VIII).
Dalam keadaan normal, dalam plasma F.VIII bersirkulasi dalam bentuk ikatan
dengan faktor von Willebrand (vWF). Faktor vWF disebut juga F.VIII Antigen
(F.VIIIAg) berfungsi sebagai pembawa F.VIII. Fungsi F.VIII dalam proses
koagulasi dinamakan F.VIII C. Produksi vWF dikode oleh gen otosomal. Pada
hemofilia A, vWF diproduksi dalam kualitas normal dengan jumlah normal atau
meningkat.
Pada hemofilia A didapatkan gangguan pada proses stabilisasi
sumbat trombosit oleh fibrin. Mutasi genetik yang ditemukan pada hemofilia A :
1.
Transposisi basa tunggal :
codon arginin menjadi stop codon yang menghentikan sintesis F.VIII yang
menyebabkan hemofilia berat.
2.
Substitusi sam amino tunggal
: menyebabkan hemofilia ringan.
3.
Delesi beberapa ribu
nukleotida : menyebabkan hemofilia berat
Demikian banyaknya mutasi terjadi pada gen F.VIII kira-kira 30%
penderita baru hemofilia tidak ada riwayat keluarga karena telah terjadi mutasi
spontan.
Referensi
Ugrasena, I Dewa Gede. Permono, Bambang.
TATALAKSANA TERKINI HEMOFILIA KLASIK.
Divisi Hematologi – Onkologi
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair / RSU
Dr. Soetomo Surabaya
0 komentar