Kanker
payudara adalah proses proliferasi yang bersifat ganas yang berlaku pada sel
epithelial pada duktus dan lobules dari payudara. Keganasan sel epithelial
payudara merupakan penyebab kanker yang paling banyak yaitu diperkirakan hampir
33% daripada kejadian kanker pada wanita.
Oleh itu, penatalaksanaan yang baik
dan deteksi dini amat berguna dalam menurunkan angka mortalitas akibat penyakit
ini. (LippMan, 2008).
Faktor Resiko
1)
Umur
Semakin bertambahnya
umur meningkatkan risiko kanker payudara. Wanita paling sering terserang kanker
payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah 40 tahun juga
dapat terserang kanker payudara, namun risikonya lebih rendah dibandingkan
wanita di atas 40 tahun
2)
Menarche Usia Dini
Risiko terjadinya
kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum
umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya
paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap
proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.
3)
Menopause Usia Lanjut
Menopause setelah usia
55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara.sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis 21 Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause
4)
Riwayat Keluarga
Terdapat peningkatan
risiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara.tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (Breast Cancer 1) dan BRCA
2 (Breast Cancer 2), yaitu suatu kerentanan terhadap kanker
payudara, untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial. Pada
studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen gen
probabilitas
5)
Riwayat Penyakit Payudara Jinak
Wanita yang menderita kelainan
ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker
payudara.
Diagnosis
Klinis
Diagnosis klinis di dasarkan atas:
a. Wawancara
dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan kanker payudara.
b. Pemeriksaan
klinis payudara untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemerikasaan
payudara dilakukan saat ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi. Penderita
diperiksa dengan badan bagian atas terbuka dan posisi badan tegak.
c. Insfeksi untuk melihat simetri payudara kanan
dan kiri,kelainan papila, letak dan bentuk, retraksi puting susu, kelainan
kulit, tanda radang, dan ulserasi. Dilakukan dalam keadaan kedua lengan
diangkat keatas untuk melihat ada tidaknya bayangan tumor di bawah kulit yang
ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.
d. Palpasi
dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.
Diagnosis
Pasti
Diagnosis
pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan pemeriksaan
dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:
a.
Biopsi aspirasi (fine needle
biopsy)
b.
Needle core biopsy dengan jarum Silverman
c.
Excisional biopsy dan pemeriksaan
potong beku waktu operasi
Pemeriksaan
Penunjang
Ada
beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis pasti suatu kanker
payudara, yaitu:
a. Termografi
yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
b. Mammografi
yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x yang diradiasikan pada
payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuannya mendeteksi tumor yang belum
teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.
c. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor
yang solid dan kistik, dan hanya dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan
pemantulan gelombang suara.
d. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir
dengan menggunakan radioisotop.
Referensi
Repository.usu.ac.id
diakses pada 14 Juli 2014
0 komentar