Kamis, 14 Juli 2016

Kecacingan Pada Anak


Kecacingan dapat terjadi pada semua orang terutama rentan pada anak-anak. Kecacingan disebabkan oleh Helmint (cacing) yang merupakan salah satu kelompok parasit yang dapat merugikan manusia.
Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi dua yaitu:
·         Nemathelminthes (cacing gilik).
·          Plathyhelminthes (cacing pipih)
Cacing yang termasuk Nemathelminthes yaitu kelas Nemotoda yang terdiri dari Nematode usus dan Nematoda jaringan. Sedangkan yang termasuk Plathyhelminthes adalah kelas Trematoda dan Cestoda. Namun kelompok Nematoda usus merupakan penyebab kecacingan yang sering dijumpai pada masyarakat Indonesia khususnya pada usia Sekolah Dasar. Diantara Nematoda usus ini yang sering menginfeksi manusia ditularkan melalui tanah atau disebut ”soil transmitted helminths” yakni :
a.      Ascaris lumbricoides
Cacing Ascaris lumbricoides salah satu penyebab kecacingan pada manusia yang disebut penyakit askariasis. Cacing dewasa mempunyai ukuran paling besar di antara Nematoda intestinalis yang lain. Bentuknya silindris (bulat panjang), ujung anterior lancip. Bagian anterior dilengkapi oleh tiga bibir yang tumbuh dengan sempurna.
b.      Trichuris trichiura
Dalam bahasa Indonesia cacing ini dinamakan cacing cambuk karena secara menyeluruh bentuknya seperti cambuk. Hospes defenitifnya adalah manusia. Cacing ini lebih sering ditemukan bersama-sama dengan cacing Ascaris lumbricoides. Cacing dewasa hidup di dalam usus besar manusia terutama di daerah sekum dan kolon. Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis.
c.       Hookworm
Ada beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam bidang medik, namun yang sering menginfeksi manusia ialah cacing Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Hospes dari kedua cacing ini adalah manusia. Dan kedua cacing ini menyebabkan penyakit Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.

Cara Penularan
Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm dikelompokkan sebagai cacing yang ditularkan melalui tanah (soil transmitted helminths) karena cara penularannya pada setiap orang sama yaitu melalui tanah. Secara gambaran epidemiologi, ”soil transmitted helminths” biasa terdapat di daerah beriklim tropis dan daerah beriklim sedang dan perbedaannya hanya terletak pada jenis spesies dan beratnya penyakit yang ditimbulkan. Adapun cara cacing ini menginfeksi manusia yakni dengan menembus kulit manusia oleh larva infectious (larva matang) atau menelan telur cacing yang lengket pada makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan matang.

Tanda dan Gejala
·         Terdapat ”loeffler sindrome” dengan gejala: demam, batuk, infiltrasi paru-paru, malaise, bahkan pneumonitis.
·         Pada infeksi ringan gangguan Gastro Intestinal ringan.
·         Pada infeksi berat dapat meyebabkan gejala mual, muntah, anoreksia bahkan ileus.
·         Menimbulkan penyakit ”Ground itch” (cotaneous larva migrans) dengan gejala : gatal-gatal, erythema, papula, erupsi dan vesicula pada kulit.
·         Badan terasa lemah, neusea, sakit perut, lesu, anemia, penurunan berat badan dan kadang-kadang diare dengan tinja berwarna hitam.
·         Menimbulkan anemia pada penderita

Upaya Pencegahan
·         Pencegahan Primer
Pencegahan cacing usus ini dapat dilakukan dengan memutuskan rantai daur hidup dengan cara: berdefekasi di kakus, menjaga kebersihan, cukup air di kakus, mandi dan cuci tangan secara teratur. Melakukan Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan personal higiene serta cara menghindari infeksi cacing seperti : tidak membuang tinja di tanah, tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman, membiasakan mencuci tangan sebelum makan, membiasakan menggunting kuku secara teratur, membiasakan diri buang air besar di jamban, membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun sehabis buang air besar, membiasakan diri memakai alas kaki bila keluar rumah, membiasakan diri mencuci semua makanan lalapan mentah dengan air yang bersih.




·         Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder cacing usus ini dapat dilakukan dengan memeriksakan diri secara teratur ke Puskesmas, Rumah Sakit serta menganjurkan makan obat cacing 6bulan sekali khususnya masyarakat yang rentan terinfeksi cacing.




Referensi
Ginting, Agustaria. 2009.  Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kecacingan pada anak sekolah dasar di desa Tertinggal kecamatan pangururan Kabupaten samosir Tahun 2008. Medan : USU Repository
Load disqus comments

0 komentar