Kecacingan dapat terjadi pada semua orang terutama rentan
pada anak-anak. Kecacingan disebabkan oleh Helmint (cacing) yang merupakan
salah satu kelompok parasit yang dapat merugikan manusia.
Berdasarkan
taksonomi, helmint dibagi menjadi dua yaitu:
·
Nemathelminthes (cacing
gilik).
·
Plathyhelminthes
(cacing pipih)
Cacing
yang termasuk Nemathelminthes yaitu kelas Nemotoda yang terdiri dari
Nematode usus dan Nematoda jaringan. Sedangkan yang termasuk Plathyhelminthes
adalah kelas Trematoda dan Cestoda. Namun kelompok Nematoda
usus merupakan penyebab kecacingan yang sering dijumpai pada masyarakat
Indonesia khususnya pada usia Sekolah Dasar. Diantara Nematoda usus ini
yang sering menginfeksi manusia ditularkan melalui tanah atau disebut ”soil
transmitted helminths” yakni :
a. Ascaris
lumbricoides
Cacing
Ascaris lumbricoides salah satu penyebab kecacingan pada manusia yang disebut
penyakit askariasis. Cacing dewasa mempunyai ukuran paling besar di antara Nematoda
intestinalis yang lain. Bentuknya silindris (bulat panjang), ujung
anterior lancip. Bagian anterior dilengkapi oleh tiga bibir yang tumbuh dengan
sempurna.
b. Trichuris
trichiura
Dalam
bahasa Indonesia cacing ini dinamakan cacing cambuk karena secara menyeluruh
bentuknya seperti cambuk. Hospes defenitifnya adalah manusia. Cacing ini lebih
sering ditemukan bersama-sama dengan cacing Ascaris lumbricoides. Cacing
dewasa hidup di dalam usus besar manusia terutama di daerah sekum dan kolon.
Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis.
c. Hookworm
Ada
beberapa spesies cacing tambang yang penting dalam bidang medik, namun yang
sering menginfeksi manusia ialah cacing Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale. Hospes dari kedua cacing ini adalah manusia. Dan kedua cacing
ini menyebabkan penyakit Nekatoriasis dan Ankilostomiasis.
Cara Penularan
Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris
trichiura dan Hookworm dikelompokkan sebagai cacing yang ditularkan
melalui tanah (soil transmitted helminths) karena cara penularannya pada
setiap orang sama yaitu melalui tanah. Secara gambaran epidemiologi, ”soil
transmitted helminths” biasa terdapat di daerah beriklim tropis dan
daerah beriklim sedang dan perbedaannya hanya terletak pada jenis
spesies dan beratnya penyakit yang ditimbulkan. Adapun cara cacing ini menginfeksi
manusia yakni dengan menembus kulit manusia oleh larva infectious (larva
matang) atau menelan telur cacing yang lengket pada makanan atau minuman yang
tidak dimasak dengan matang.
Tanda dan Gejala
·
Terdapat ”loeffler sindrome”
dengan gejala: demam, batuk, infiltrasi paru-paru, malaise, bahkan pneumonitis.
·
Pada infeksi ringan gangguan Gastro
Intestinal ringan.
·
Pada infeksi berat dapat meyebabkan
gejala mual, muntah, anoreksia bahkan ileus.
·
Menimbulkan penyakit ”Ground itch”
(cotaneous larva migrans) dengan gejala : gatal-gatal, erythema,
papula, erupsi dan vesicula pada kulit.
·
Badan terasa lemah, neusea, sakit perut,
lesu, anemia, penurunan berat badan dan kadang-kadang diare dengan tinja
berwarna hitam.
·
Menimbulkan anemia pada penderita
Upaya Pencegahan
·
Pencegahan Primer
Pencegahan
cacing usus ini dapat dilakukan dengan memutuskan rantai daur hidup dengan
cara: berdefekasi di kakus, menjaga kebersihan, cukup air di kakus, mandi dan
cuci tangan secara teratur. Melakukan Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat mengenai
sanitasi lingkungan yang baik dan personal higiene serta cara menghindari
infeksi cacing seperti : tidak membuang tinja di tanah, tidak menggunakan tinja
sebagai pupuk tanaman, membiasakan mencuci tangan sebelum makan, membiasakan
menggunting kuku secara teratur, membiasakan diri buang air besar di jamban,
membiasakan diri membasuh tangan dengan sabun sehabis buang air besar,
membiasakan diri memakai alas kaki bila keluar rumah, membiasakan diri mencuci
semua makanan lalapan mentah dengan air yang bersih.
·
Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder cacing usus ini dapat dilakukan dengan memeriksakan diri secara
teratur ke Puskesmas, Rumah Sakit serta menganjurkan makan obat cacing 6bulan
sekali khususnya masyarakat yang rentan terinfeksi cacing.
Referensi
Ginting,
Agustaria. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Kecacingan pada anak
sekolah dasar di desa Tertinggal kecamatan pangururan Kabupaten samosir Tahun
2008. Medan : USU
Repository
0 komentar